Tulisan Pertama

Senin, 20 Januari 2014
Sabtu, 4 Januri 2014, Sekretariat UKM Pers DETaK, Pukul 21:26 WIB.
       Malam ini aku teringat sesuatu. Hal yang seharusnya aku tulis malah aku lupakan. Tepatnya, terlupakan. Aku yakin, sangat, suatu hal yang aku ingin tulis itu merupakan sesuatu yang lumayan kreatif. Tapi permasalahnnya, hal tersebut apa? Kuputuskan untuk menulis teriakan hatiku saja. Mungkin nanti, akan menyeruak dengan sendirinya. —
Hah, gagal. Sampai kalimat ini. Aku belum bisa mengingat apa yang ingin aku tulis. Oh, otak!. Tolong lah, bekerja sama sedikit. Kembalikan memori itu. Tanganku sangat gatal ingin menari-menari di atas tuts tuk menuliskan sesuatu yang menakjubkan tersebut –setidaknya itu yang hatiku katakan. Atau sebenarnya ini tidak ada hubungannya dengan otakku. Maksudku, kemampuan menulisku lenyap? Itu tidak mungkin. Menulis bukan kemampuan. Melainkan bakat. Tidak salah lagi. Akan tetapi… tunggu dulu, hei ryan, bukankah bakat bisa menumpul? Yah, mungkin saja. Hmm.. sebenarnya bukan mungkin, tapi ya! Ya, benar sekali. Hanya saja sekarang aku tidak ingin mengakuinya. Aku tau, kelemahanku semakin meraja rela –tanpa laptop aku tidak bisa menulis. Seperti yang kau ketahui dari otak, hati. Laptopku beberapa bulan yang lalu baru saja rusak. Atau lebih bisa dikatakan, tidak layak pakai lagi. Dan bukan berarti hal tersebut dapat membuatku ‘tuk mengakui bakatku mulai payah. Aku juga punya kelebihan! Pada saat mataku terpejam seraya meng-lokacipta-kan rasa sepi hingga membuatku tenang, tanganku dengan lincah dapat menulis satu tulisan. Dan itu tanpa laptop.—
Kau tau, Tuanku ryan? Untuk kedua kalinya, dalam pembicaraan malam kita ini, kau menyangkal kembali. Ayolah, aku tau dari mata dan telinga. Tempat itu sekarang sepi. Hanya kau sendiri disana. Apa suara detik jam mengganggumu? Atau mungkin sekali, ributnya kipas CPU komputer mengusikmu ‘tuk mendapatkan ketenangan? Lakukan sekarang! Pejamkan matamu.. tulislah sesuatu, buktikkan bakatmu masih ada.—
Sudah! Aku sudah melakukannya, otak baru saja menyadarkanku. Sedari tadi aku melakukannya. Lihat lah, aku bisa menuangkan apa yang aku pikirkan menjadi deteran anak-anak kalimat. Tidak semua orang bisa melakukannya. Karena ini adalah bakat. Dan aku berada di tempat yang tepat. Ruangan ini! Mungkin nanti, aku yakin suatu hal yang terlupakan itu adalah sesuatu yang hebat dariku untuknya. DETaK.

Copyright @ 2013 Celoteh Ryan. Designed by Templateism | MyBloggerLab

About Celoteh Ryan

Belum diisi