Tulisan kedua
Rabu, 8 Januari 2014, Sekretariat DETaK, Pukul 04:32 WIB
Pagi ini aku tidak sadar telah
melalui selasa malam tanpa merasakan kantuk. Mungkin efek dari segelas kopi
hangat serta satu buah movie man of steel yang menemaniku. Sekarang
aku lapar. Perutku seakan berputar. Kuputuskan mengambil dua bungkus mie instan
pemberian temanku, sopian. Jangan berpikir aku rakus –walau itu sedikit benar.
Satu bungkus lagi kuberikan untuk ridho, masridho rambey. Tidak enak rasanya
jika aku hanya makan sendirian. Punyaku sedang kurebus. Sedangkan punya dia
langsung di lahapnya dalam keadaan mentah. Ditemani suara Tv yang menyerukan
suara penonton bola berkali-kali, aku menulis tulisan ini.
Bicara soal makanan. Tadi siang. Sorry, maksudku kemarin siang, di sebuah pesta aku berpikir
sesuatu. Yakni merasakan diriku itu pemakan segalanya? Benarkah itu? Tidak
kurasa. aku hanya merasa tidak ingin membuang makanan. Dulunya, sewaktu ayahku
masih memiliki penghasilan yang berkecukupan. Aku suka sekali membuang makanan.
Lalu kapan hari ayahku bangkrut. Pada saat itulah aku mulai menghargai makanan.
Dulunya, makanan yang sering aku buang-buang menjadi makanan yang jarang bisa
aku makan karena mahal. Maka dari itu, aku tidak pernah menyisakan makan di
piringku. Jika tidak suka, maka aku tidak akan memakannya dari awal. Untuk kali
ini, sekain dulu, aku mengantuk. Rasanya setelah makan nanti aku ingin langsung
bergelut dengan dunia mimpi. Gut nite.